Suci Datang dg Cinta

buat yg ngrasa anak muda wajib jib isi!

 

Rabu, 12 November 2008

suci datang dengan cinta

CINTA


terdiri dari dua huruf hidup dan tiga huruf mati,

Serta dua orang yang siap hidup dan mati!!


Hmm… awalnya ku mikir, kayaknya gimana banget lho kalo ku ngangkat tema cinta di blog ku ini. Sedikit melankolis mungkin.. tapi gimana ya??? Gak bisa dipungkiri kalo kita gak akan pernah lepas dari sesuatu yang bernama cinta.

Tau gak? Jujur nih ya ku bosen banget dengan kehidupan cerita cinta remaja yang selama ini dialami temen-temen mua juga ku ndiri. Terlalu monoton! Pikirku… gimana gak? Paling ya itu-itu aja kan, suka-suka, jadian, sayang, jalan-jalan kata-kata romantis, perhatian, tebar pesona, cari perhatian, berantem, selingkuh, pengkhianatan, sakit hati, permintaan maaf baikan dan akhirnya putus!

Ku Tanya ada alur lain yang pernah kalian alami selain yang ku sebutin tadi?

Kalau dipikir-pikir cerita cinta kita ya seputar itu-itu aja, tapi kenapa ya kita tetep ngejalaninya padahal kita tahu persis yang bakal terjadi pada diri kita ya ntu tadi di atas,

Ya itulah cinta…..

Kata Patkai,

“ Beginilah cinta, deritanya tiada akhir”

Wuih…..! dalem booo!

Nah sekarang ku ingin ngajak kalian menerobos dunia lain dari sebuah kata ‘cinta’



WAJIB JIB JIB BACA!!!

Kalo kamu cowok, jangan berani-beraninya nge-gombal sebelom baca cerita di bawah ini

Nah buat yang ngrasa cewek, gak usah belaga ngemeng sayang deh….baca dulu yak

Begini ceritanya……



Cahaya Bintang



Jika kau akan bersorak gembira ketika di ufuk barat melengkung sebentuk garis warna-warni yang muncul setelah gerimis kecil, yang anak-anak muda zaman sekarang mengabadikannya dengan sesuatu yang romantis, ( idilah…gerimis kuq romantis, bikin pusing pala mah iya, hehe) melihat sebuah pelangi yang mewakili beraneka warna kehidupan di dunia, gadis ini bahkan tak mampu untuk membayangkan seperti apa rupa pelangi itu. Apakah berbentuk bulat telur, persegi, lingkaran, atau bahkan segitiga??? (Jangan pernah anggap gadis ini bodoh! Ceritanya belum selese tau!!!)

Membayangkan sesuatu yang berwarna adalah sesuatu yg tak pernah sekalipun ia lakukan, bahkan ia menjadikannya sebuah musuh besar!!! Dirinya terlalu takut untuk bilang takut, yg ada di kelebat angannya hanyalah sebuah tinta hitam yang tertoreh pada selembar kertas putih hatinya. Tinta yang tak sedikitpun menyisakan setitik putihpun (Selamat buat kamu yang dah bisa nebak! Buat yang masih bingung, kasian deh….)

Ya, gadis ini adalah satu diantara sedikit manusia yang diberi hak istimewa oleh Tuhan sehingga matanya terbebas dari dosa pandangan. Gadis ini buta.
Dia tak hanya buta mata, namun dia juga buta kasih sayang. Sejak kecil dia sudah buta dan kedua orang tuanya tlah tiada, ia dibesarkan olek neneknya yg merupakan satu-satunya keluarga yang ia miliki, Maha Besar Allah yang telah menyiapkan sebuah rencana besar untuk hambaNya. Setelah dewasa, neneknya meninggal dan kini ia tinggal sendiri di sebuah rumah yang sudah sangat ia hapal tata letaknya. Terkadang tetangga yang baik hati sering datang membantu.( coba bayangin kalo neneknya wafat pas dia masih kecil, wuih kasian banget oh! Untung dah gedhe jadi kan dah bisa ngrawat diri, hehe)

Namanya Cahaya, sebuah nama yang membuat hatinya sangat miris, sampai sekarang ia tak tau apa maksud dia di beri nama itu.

Kesendirian dalam hidupnya yg teramat gelap perlahan terobati ketika datang seorang pemuda yang bernama Bintang yg merupakan tetangga barunya yg jatuh hati padanya saat pertama jumpa.

Perhatian demi perhatian Cahaya rasakan dari ketulusan hati Bintang. Ia sangat bersyukur karena telah dianugerahkan seorang pria yang setidaknya memberinya sedikit harapan bahwa hidupnya tak benar-benar gelap. Cahaya sangat bahagia.

Kebahagiaannya memuncak tatkala Bintang datang melamarnya. Dirinya benar-benar tersanjung!


“ Bintang aku siap memberikan segenap jiwa dan ragaku hanya untukmu.”


“ Aku akan menikahimu dengan satu syarat,”


“ Syarat?” kening Cahaya keriting


“ Aku ingin menikahimu jika kau bisa melihat,”


Muka Cahaya bak di sambar petir! Dia tak pernah menyangka Bintang akan berkata demikian, selama ini ia kira Bintang mencintainya apa adanya.

Cahaya tak berucap. Ia menangis sedu

“ Dengarkan aku dulu sayang, aku tau tempat Rumah Sakit yang kebetulan tersedia donor kornea di sana. Aku mencintai segala kelebihan dan kekuranganmu, aku mencintaimu apa adanya. Dan aku ingin gadis yang sangat aku cintai dapat merasakan warna dunia. Aku mohon…….”



Cahaya menetaskan air matanya lagi, ia menangis atas ketulusan Bintang.

“Baiklah,”

Cahaya akhirnya berseda di operasi, jujur sudah lama ia menginginkan hal ini. Ia benci pada hidupnya selama ini yang selalu gelap! Ia ingin secercah cahaya, sesuai dengan namanya.

Dan tepat hari ini dia bisa melihat segalanya.

Dia bisa melihat rona pelangi, cahaya kehidupan dan segala isi bumi yang selama ini tak pernah sedikitpun terlintas di benaknya. Ia sangat bahagia, dan ia tak ingin sedetikpun mengulang kehidupannya yang gelap dulu.

“Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!! Terima kasih Ya Allah!” teriaknya puas,

“Aku sadar ternyata dunia begitu indah!!! Aku benci kegelapan!!! Selamat datang Cahaya!!!!”

Dibalik kepuasanya ada satu hal yang mengganjal, sudah tiga hari ia tidak pernah melihat Bintang padahal ia sangat ingin melihat rupanya.

Di hari ke-empat setelah ia bisa melihat, seorang pria berkacamata hitam yang berjalan dibantu tongkat penuntun datang menemuinya,

“Siapa kau?” kata Cahaya sinis, entah kenapa ia tidak suka melihat lelaki buta di depannya itu. Ia benci kegelapan! (dih, kwe wong ora nyadar mbiyene kaya kue apa ya…)

“Aku Bintang.”

Cahaya terbelalak mendengar pengakuan orang di hadapannya.

“Tidak mungkin!”

“Aku benar Bintang, Cahaya. Selamat atas kesembuhanmu. Apa kita jadi menikah?”

“Tidak, Bintang yang ku kenal tidak buat, kalau aku tau dari dulu kau buat aku tak kan pernah mau menjalin hubungan denanmu! Pergi!”

Bintang terperangah, hatinya mencelos mendengar penuturan gadis yang selama ini sangan dipujanya. Separuh nyawanya seakan terangkat.

“ Aku akan menikahimu setelah kau bisa melihat,” Lirih Bintang

“Aku tidak ingin berhubungan dengan kegelapan lagi! Sampai kapanpun! Pergi!”( ni orang nyebelin banget sih!!!!!! Ora ngarti bersyukur izt!)

Bintang pergi dengan langkah gontai, dia benar-benar sakit seakan puluhan belati yang sudah terkena korosi(cie ile kimia metu) menujuk bersama di ulu hatinya. Tubuhnya kehilangan kendali, semangat hidupnya telah sirna. Ia selalu bermimpi akan menjaln kehidupan yang indah setelah pernikahannya de Cahaya, sekarang ia sadar Cahaya tidak benar mencintainya meski ia telah rela menyerahkan segenap kiwa dan raganya untuknya seorang.

Beberapa hari kemudian terdengar kabar bahwa Bintang telah bunuh diri.

Bintang mengiris nadinya dengan pisau dan dio genggaman tangannya yang penuh darah ada sebuah surat yang ditujukan untuk Cahaya.

Ada sekelebat perasaan aneh dalam diri Cahaya mengetahiu ini semua. Namun, keyakinanya kuat ia tak ingin kembali dengan kegelapan (Pend! Waktu ku ge ngetik ni cerita ada lagunya D’Massiv- merindukanmu…. Pas bgt yah) ia menangis haru melihat kondisi Bintang yang sangat memprihatinkan. Kemudian ia membaca pesan yang ada dalam surat itu.



Pesannya bilang………….



jaga baik-baik mataku”







nah lho...gimana?





sekarang tanyakan pada diri kamu sendiri, sebarapa besar cintamu kepada seseorang yang katanya paling kamu sayang????


1 komentar:

phiiin_tahta^^ mengatakan...

ci, so sweet beud..........
tpi kug crita yang da grimiz na gitu c.... rimiz khan emang romantiz....hehehe^^