Suci Datang dg Cinta

buat yg ngrasa anak muda wajib jib isi!

 

Senin, 16 Maret 2009

Ada Lomba Neeh. . .

Lomba Novel Pro U
Sabtu, 28 Februari 2009 01:46 Administrator
Sejak 2003 Pro-U Media memunculkan karya-karya yang berawal dari kehidupan sehari-hari lewat penyajian ringan dan mudah dipahami. Banyak penulis yang bersama Pro-U Media; memberikan inspirasi, semangat, dan gugahan hidup kepada para pembaca dan masyarakat luas. Beberapa kali kami adakan event tingkat nasional, seperti pada tahun 2006 kami adakan lomba kepenulisan tingkat nasional yang diikuti 1500 lebih karya. Pertengahan tahun 2008 kami adakan Festival Film Indie tingkat nasional yang memperebutkan Trophy Menpora, alhamdulillah sukses. Kini, giliran Anda untuk untuk bergabung bersama kami untuk bersama-sama menggugah dan mencerahkan masyarakat agar hidup lebih baik dan berbarokah melalui karya-karya sastra.

1.Tahapan Lomba
- Pengiriman Karya : 1 Maret – 31 Juli 2009
- Proses Penjurian : 1 Agustus – 30 September 2009
- Pengumuman Pemenang : 10 Oktober 2009

2.Hadiah
Trophy Menteri Negara Pemuda dan Olahraga dan Total Hadiah senilai Rp. 30.000.000,-
Juara I : Trophy Menpora, Uang pembinaan Rp. 10.000.000,- , dan paket buku senilai Rp. 3.000.000,-
Juara II : Trophy Menpora, Uang pembinaan Rp. 6.500.000,-, dan paket buku senilai Rp. 3.000.000,-
Juara III : Trophy Menpora, Uang pembinaan Rp. 4.500.000,-, dan paket buku senilai Rp. 3.000.000,-
• Hak terbit sebanyak 10.000 eksemplar untuk Juara I-III ada pada Pro-U Media. Untuk cetakan berikutnya (10.000 eksemplar ke atas) akan dihitung dengan system royalti.
• Bagi naskah yang tidak juara tapi memenuhi kriteria terbit, Pro-U Media akan menerbitkannya, dan penulis berhak mendapat honorarium atas penerbitan naskahnya itu.

3.Ketentuan Lomba
- Novel harus karya asli penulis/pengarang; bukan terjemahan atau saduran.
- Novel dengan materi yang menggugah, boleh fiksi atau pengalaman nyata.
- Novel tidak bermuatan pornografi dan SARA.Â
- Novel belum pernah dipublikasikan di media massa, dan tidak sedang diikutsertakan dalam perlombaan lain.
- Novel diketik dengan komputer dalam kertas A4 spasi 1,5. Panjang 150-400 halaman; Times New Roman 12 point, dan diberi nomor halaman.
- Peserta boleh mengirim lebih dari satu karya.
- Naskah dikirim dalam bentuk print out HARUS disertai sinopsis cerita, biodata penulis dan fotokopi pengenal (KTP/KTM/SIM/ Paspor).

Informasi/pertanyaa n bisa ke proumedia@gmail. com atau telepon ke 0274-376301 selama jam kerja (Pukul 09.00-16.00 WIB) < Sebelumnya Berikutnya >

Kamis, 27 November 2008

Nulis Itu Gampang Kuq!

hay. apa kabar?
Akhir-akhir ini kita disibukkan oleh segala hal yang menyita waktu dan pikiran, tugas, pe-er, atau mikirin proses ‘percantikan’ blog yang merupakan salah satu kewajiban kita dalam pemenuhan tugas Tik???
Merasa buntu karena gak pernah dapat ide??
Mungkin aku akan sedikit membantu dengan sedikit pengalamnku
Hidupmu indah bila kau tahu jalan mana yang benar….itu adalah sepenggal lagu yang sedikit banyak memberi kita banyak inspirasi,
Siapa bilang menulis itu susah?
Mudah! Bahkan sangat mudah!
Bukannya aku sombong atau apa…tapi ini memang kenyataan,

“ Aku tak pernah punya bakat menulis” itu yang sering kau katakana pada dirimu sendiri saat mendapat tugas yang berkaitan dg kepengarangan?
Ayolah teman, bakat bukanlah sesuatu yang dimiliki tapi adalah sesuatu yang dikerjakan. Kalau kamu bisa menulis nama lengkapmu di setiap kertas ulangan itu artinya kamu memang punya bakat menulis…

“Trus kenapa hasil tulisanku selalu jelek dan tidak memuaskan??”
itu adalah proses, tanpa tahu kekurangan tidak pernah ada perubahan, perubahan itulah yang membawa kemenangan.

“Tetep aja aku gak pernah tau apa yang harus aku tulis????”
ada beberapa hal yang memyebabkan hal itu
1.kamu tidak yakin pada dirimu sendiri, itu artinya kamu tidak yakin bahwa Tuhan akan selalu membantumu
2.kamu terlalu menuntut kesempurnaan cerita, kamu selalu memikirkan menghasilkan karya yang bagus sehingga mengembangkan imajinasimu kemana-mana
Disini saya ingin berbicara tengtang masalah kedua,
Dalam membuat suata karya tidak usah mencari ide kemana-mana, ambil keadaan di sekitarmu saja! Misalnya saja begini, perhatikan saja tingkah teman sebangkumu sehari saja, aku yakin setelah itu kamu dapat membuat cerpen dengan mudahnya.
“ Masa sih?”
ya, perhatikan bagaimana raut mukanya pada waktu pagi, apa dia cemberut atau bahagia? Apa dia berkeringat karena berlari-lari takut terlambat masuk? Apa bajunya tak rapih? Perhatikan juga bagaimana wajahnya saat salah seorang temanmu yang lain menyapanya.. apa dia balas tersenyum atau malah pergi begitu saja?
Dari situ kamu pasti dapat mereka-reka apa yang sedang terjadi padanya di rumah sebelum berangkat ke sekolah, mungkin kamu akan berpikir begini
“ jangan-jangan dia habis dimarahi ortu? Apa karena ketauan pake sepatu bebas trus dia dihukum wakasek?” dll
dan hasil rekaanmu itu adalah BAKAT!
Setelah menemukan bakatmu kamu dapat mengembangkannya dengan sesuatu yang lain yang ada di sekitarmu. Mungkin tetanggamu yang selalu marah bila ada sampah di halaman rumahnya, atau gurumu yang selalu berkata “benar tidak” di setiap akhir katanya. Atau adikmu yang selalu menangis bila ada pengemis dating ke rumahmu???
Merekalah sumber inspirasimu!
Sekarang cobalah menulis!

Selasa, 18 November 2008

Tuhan Menciptakan Kejahatan?????

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?
Apakah kejahatan itu ada?
ApakahTuhan menciptakan kejahatan?

Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang
mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan
segala yang ada?".

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan
semuanya".

"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi.

"Ya,Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan
menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip
kita
bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi
bahwa
Tuhan itu adalah kejahatan."

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor
tersebut.

Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia
telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya
bertanya sesuatu?"

"Tentu saja," jawab si Profesor.

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah
sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.Menurut
hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu
-460F
adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan
tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin
untuk
mendeskripsikan ketiadaan panas.

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"

Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."

Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga
tidak
ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita
pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk
memecahkan
cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang
setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu
ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut.Kata
gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"

Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah
kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak
perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara
tersebut
adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah,
Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti
dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk
mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan
kejahatan.Kejahatan
adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia.Seperti dingin
yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan
cahaya."

Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.









Nb : `Tujuan bukan yang terpenting dan utama, tetapi yang terpenting dan utama adalah Proses`

KISAH CINTA KATAK DAN ULAR

Nestapa Braha, mendesis tajam dan berkali-kali menjulurkan lidahnya. Entah apa artinya, yang jelas dengan sekejap ular-ular dengan berbagai corak dan berukuran lebih kecil dan lebih pendek darinya berkumpul mengelilinginya. Masing-masing telah menggulung tubuhnya dan sedikit menegakkan kepalanya ke atas. Mata nestapa berkeliling memandangi satu demi satu anak-cucunya lalu kembali mendesisi,

“Mana Anndora?”

Ular-ular lain saling menolehkan kepalanya dan bertanya satu sama lain tentang ketiadaan Anndora, cucu keturunan ke-7. Nestapa Braa yang memiliki sisik emas dan
paras yang cantik. Dia merupakan ular tercantik sepanjang abad ini.

“Jangan-jangan dia tersasar lagi? Kita kan baru sebulan menempati hutan yang enak ini.” Kata Cobula,ular cobra istri pertama Nestapa.
Demi keselamatan Anndora, kawanan ular yang dipimpin oleh Nestapa itu memutuskan untuk mengungsikan keturunannya ke hutan yang hanya berkomunitas katak dan belalang, yang merupakan santapan lezat bagi mereka. Setelah sebelumnya mereka tinggal di hutan merah dengan raja elang sebagai penguasanya. Dia sangat tergila-gila pada Anndora.

“Maaf ... maafkan saya kakek raja, ... saya ... saya” Anndora datang tiba-tiba seraya berkata dengan napas tersenggal-senggal dan mengibas-kibaskan ekornya.

“Kami semua mencemaskanmu, sayang.” Nestapa berjalan mendekati Anndora dan mengaitkan ekor cucu kesayangannya lalu menggandengnya menuju tempat rapat.

“Karena Anndora sudah kembali, kita mulai saja rapat ini. Saya ingin memberitahukan pada kalian bahwa musuh terbesar kita disini adalah kawanan katak yang sejak awal telah menempati hutan ini. Mereka adalah sumber makanan kita, disini tak ada elang, tak ada macan, yang ada hanyalah katak-katak yang dapat dengan mudah kita lahap. Ha ... ha ... ha ...” Semua memperhatikan perkataan raja mereka. Raja yang bijaksana meskipun memiliki 3 ular istri yaitu Cobula, Baipila dan Herpax. Ular-ular itu menari bahagia mendengar apa yang baru saja disampaikan oleh Nestapa. Mereka saling mengibaskan ekor dan menjulurkan lidahnya yang panjang-panjang.

“Tapi kalian tak boleh senang dulu.” Lanjut Nestapa, ular-ular lain tampak diam dan mendengarkannya bicara.

“Kita tak boleh anggap remeh katak-katak itu, karena walau bagaimanapun katak-katak sudah lama mendiami hutan ini dan pastinya mereka telah lebih mengetahui seluk-beluk hutan ini daripada kita. Jadi tidak menutup kemungkinan kita kalah dalam perang 2 hari lagi ...”

“Perang? Kok bisa? Tandas Anndora kaget.

“Iya sayang, 2 hari lagi kita akan berperang dengan kawanan katak itu. Frostang, si kepala katak yang memulai duluan. Untuk itu saya minta ular memangsa satu katak!”

“Siap Raja.” Tukas ular-ular bahagia. Hanya Anndora yang sejak tadi terlihat rancu.

“... Egypt, kau memangsa reqi, katak yang kakinya cacat.”
Egypt tersentak lalu menjulurkan lidahnya, tersenyum.

“Golombo, Pewe si anak katak bagianmu.”

“Mangsa enak!” golombo mendesis pelan.

“Jarva memakan Frostang si kepala katak, aku yakin mampu Jarva melihat sisikmu yang tajam.”

“Pasti raja!” jawab Frostang mantap.

“... dan terakhir kau Anndora, carilah Denny, katak hijau yang lihai sekali melompat dan sungguh menjengkelkan.”

“Apaaaaaaaa???” teriak Anndora, melepas gulungan tubuhnya dan mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.

“Kau keberatan sayang?” tukas Nestapa bingung.

“E ... e ... saya ... tidak ... tap ...”

“Oh, baiklah kalian boleh ke tempat masing-masing untuk mempersiapkan tugas besar. Ingat-ingat 2 hari lagi kita PERANG! Kita jadikan hutan ini milik kita!”

“SIAP !!!”


Pagi cerah, gumpalan awan putih melesat tinggi langit biru yang terbentang luas menyelubungi hijaunya kehidupan pohon-pohon menjulang tinggi seakan hendak menyentuh langit-langit awan. Daun-daun bergandengan tangan membuat sang surya menyusup diam-diam di antara celah yang terbuka untuk sedikit menerangi sang ular yang sedang menelungkup, menggulung tubuhnya dan melunglaikan kepalanya mengimbangi pikirannya yang berjalan mundur.
Anndora berjalan-jalan di tepi sungai dekat hutan itu menikmati pemandangan. Dia akan mencuci ekornya, menyelupkan ekor emasnya ke tepi sungai. Tiba-tiba ia merasa sesuatu merayapi sisik emasnya.

“Hai, ! siapa itu?” desisnya menggulungkan tubuhnya dan sosok katak hijau jantan yang sangat tampan, yang kini ada didepannya. Setelah cukup lama mereka saling tatap, mengagumi keindahan masing-masing, kodok hijau itu mengeluarkan suara pelan.

“Namaku Denny wahai ular cantik.”

Anndora tersipu malu lalu berkata,

“Aku Anndora, senang berkenalan denganmu.

“Menggoserkan ekornya ke arah Denny, dan Denny menginjak ekornya dengan melompatinya lalu menurunkan tubuhnya lagi.

“Anndora, nama yang indah, kau terlihat baik wahai ular, tidak seperti ular-ular lain yang selalu mengejarku jika mereka melihatku. Padahal kami kaum katak sangat ingin hidup damai bersama kalian.”

“Entahlah Denny, kaumku menginginkan untuk membinasakan kalian dan menguasai hutan ini, cuma numpang. Dan aku yakin kalian baik, Denny kau menjadi kawanku?”.

“Oh, Anndora makhluk mana yang tak mau berkawan denganmu. Dengan senang hati.” Menurunkan kepalanya lalu melompat riang ke atas kepala ular cantik itu.
Perlahan tapi pasti pertemuan katak dan ular itu sudah tak layak lagi disebut kawan-kawan. Benih-benih cinta mulai tumbuh di hati masing-asing. Sejak saat itu Anndora sering berjalan-jalan ke tepi sungai untuk bercengkerama dengan katak manis yang dicintainya. Kisah cinta mereka sungguh terlarang, dimana masing-masing kaum mereka sering berseteru untuk saling menghancurkan satu sama lain tetapi kawanan ular yang ditakdirkan untuk memakan katak justru mencintai salah satu dari katak itu. Cinta memang tak kenal arah datangnya.


“Hai Anndora, ada apa gerangan kau melamun sayang?” celetuk Denny yang tiba-tiba datang dan seperti biasa melompot ke atas kepala Anndora.
Anndora tersentak dari lamunannya, “Oh kamu Denny”.

“Aku dengar kaummu dan kaumku esok akan berperang Betulkah itu?”

“Apa ???”

“Ya, dan itu sangat tidak memungkinkan bagiku karena aku sangat mencintaimu Denny,” isak tangis terdengar mengalahkan desian air sungai yang memecah batuan. “Aku harus menelan hidup-hidup jazad kekasihku? Aku tak mampu Denny. Aku mencintaimu.”

“Anndora, begitu juga aku, aku sangat mencintaimu. Mengapa ular tidak ditakdirkan untuk berkawan dengan katak dan mengapa katak harus ditakdirkan untuk dimangsa ular?.
Anndora mendekatkan kepalanya pada tubuh Denny dan menciumnya lembut. Tanpa mereka sadari Egypt, ular yang sangat iri pada Anndora karena dia sangat disayangi oleh kakek raja Nestapa telah mencuri dengar segala yang telah mereka bicarakan.



“Apa kau bilang? Cucu kesayanganku menjalin cinta dengan katak dekil itu? Jangan main-main Egypt!” lantang kakek raja Nestapa saking marahnya mendengar cerita egypt.

“Ampun kakek saja, tapi saya benar-benar melihat dan mendengar dengan mata, kepala dan telinga saya.”

“Perang tetap ada dan Anndora tetap memangsa Denny!” Egypt tersenyum puas.



Malam penuh bintang. Terlihat para ular sedang menyusun siasat diam-diam Anndora menyusup keluar persinggahannya menuju kawasan katak dan memberitahu segala rencana dari kaum ular.

“Kalian harus pergi dari sini, mereka sangat kuat, kalian pasti mati.” Anndora mendesis.

“Terima kasih Anndora tapi bagaimana kita pergi?” Frostang.

“Frostang, aku tahu jalannya ayo ikut aku, kalian akan kabur melalui lubang air di tepi sungai.”

“Baiklah, semua cepat berkemas!” seru Frostang.
Dan dengan sekejap kawanan katak telah bersiap dengan ransel masing-masing. Berjalan berurutan menuju tepi sungai.
Satu demi satu katak memasuki lubang saluran pipa yang mengantar mereka menuju sawah manusia yang asri. Mereka akan hidup tengan disana.
Frostang telah memasuki lubang itu dilanjutkan reqi yang digendong oleh Pewe karena kakinya cacat. Tinggal Denny seorang yang masih di luar lubang.

“Anndora, aku tak bisa berpisah denganmu.” Ujar Denny.

“Ini demi keselamatanmu Denny, pergilah!”

“Tapi ...”

“ANNDORA!!!” geram Nestapa yang datang tiba-tiba diikuti Egypt, Cobala, Barpala, dan Golombo. “Egypt tangkap kodok tengil itu!” Perintahnya dan Golombo masuk ke lubang itu dan susul mereka!”.
Anndora berjengkit lalu memasukkan batu besar ke lubang itu dengan menyepakkan ekornya, hingga ekornya berdarah. Golombo tidak dapat memasuki lubang itu lantaran terhalang oleh batu besar yang dilempar Anndora. Sementara Egypt telah berhasil menangkap Denny membelitnya dengan tubuhnya yang kuat. Denny terlihat tercengkeram.

“Lepaskan Denny Kakek!”

“Kau telah membuat santapan kami lenyak! Berdebah kau! Golombo seret dia!.
Golombo mengaitkan ekor merahnya pada kepala Anndora dan menyeretnya sampai persinggahan.
Bintang-bintang tlah meninggalkan gugusnya, digantikan oleh rona merah matahari yang muncul dari ufuk timur, tersenyum bangga akan ketinggian dirinya berkisar di lembayung langit. Langit yang begitu damai tak tergambarkan dalam percekcokan di bawahnya.

“Lihatlah, sang penentang takdir Anndora, ular tercantik sepanjang abad ini telah mencintai seekor kodok hida. Cuih!” kata Egypt.

“Cukup Egypt! Anndora, walau bagaimanapun juga harus menjalankan tugasmu. Makan Denny!” geram Nestapa.

“Tidaak ...!” tandas Anddora.

“Lakukan atau dia mati ditanganku!

“Tidak kakek, saya mohon lepaskan dia, ....” tangisnya merebak

“Golombo, bawa Denny kemari!”
Kini Denny sudah ada dihadapan Anndora siap untuk menjadi santapannya tapi tak sedetikpun Anndora memandang tubuh Denny yang lesu. Sampai akhirnya Denny melompat ke atas kepalanya dan membisikan sesuatu.

“Baiklah biar aku yang memakannya!” tukas Nestapa.

“Tidak kakek, baiklah aku akan memakannya.”
Dengan memejamkan mata Anndora membuka mulutnya lebar-lebar dan Denny melompat masuk ke dalamnya. Gelembung-gelembung air mata mulai membanjiri tubuh Anndora, perlahan ia menutup mulutnya dan menelan apa yang ada didalamnya. Pahit atau manis hampir tak tersisa. Yang terasa hanyalah resapan air mata.

“Sampai kapanpun aku akan mencintaimu, Aku akan hidup meskipun di dalam organmu. Karena di sanalah dapat ku resap cintamu dan kunikmati alunan kasih terdalamu.”

Rabu, 12 November 2008

suci datang dengan cinta

CINTA


terdiri dari dua huruf hidup dan tiga huruf mati,

Serta dua orang yang siap hidup dan mati!!


Hmm… awalnya ku mikir, kayaknya gimana banget lho kalo ku ngangkat tema cinta di blog ku ini. Sedikit melankolis mungkin.. tapi gimana ya??? Gak bisa dipungkiri kalo kita gak akan pernah lepas dari sesuatu yang bernama cinta.

Tau gak? Jujur nih ya ku bosen banget dengan kehidupan cerita cinta remaja yang selama ini dialami temen-temen mua juga ku ndiri. Terlalu monoton! Pikirku… gimana gak? Paling ya itu-itu aja kan, suka-suka, jadian, sayang, jalan-jalan kata-kata romantis, perhatian, tebar pesona, cari perhatian, berantem, selingkuh, pengkhianatan, sakit hati, permintaan maaf baikan dan akhirnya putus!

Ku Tanya ada alur lain yang pernah kalian alami selain yang ku sebutin tadi?

Kalau dipikir-pikir cerita cinta kita ya seputar itu-itu aja, tapi kenapa ya kita tetep ngejalaninya padahal kita tahu persis yang bakal terjadi pada diri kita ya ntu tadi di atas,

Ya itulah cinta…..

Kata Patkai,

“ Beginilah cinta, deritanya tiada akhir”

Wuih…..! dalem booo!

Nah sekarang ku ingin ngajak kalian menerobos dunia lain dari sebuah kata ‘cinta’



WAJIB JIB JIB BACA!!!

Kalo kamu cowok, jangan berani-beraninya nge-gombal sebelom baca cerita di bawah ini

Nah buat yang ngrasa cewek, gak usah belaga ngemeng sayang deh….baca dulu yak

Begini ceritanya……



Cahaya Bintang



Jika kau akan bersorak gembira ketika di ufuk barat melengkung sebentuk garis warna-warni yang muncul setelah gerimis kecil, yang anak-anak muda zaman sekarang mengabadikannya dengan sesuatu yang romantis, ( idilah…gerimis kuq romantis, bikin pusing pala mah iya, hehe) melihat sebuah pelangi yang mewakili beraneka warna kehidupan di dunia, gadis ini bahkan tak mampu untuk membayangkan seperti apa rupa pelangi itu. Apakah berbentuk bulat telur, persegi, lingkaran, atau bahkan segitiga??? (Jangan pernah anggap gadis ini bodoh! Ceritanya belum selese tau!!!)

Membayangkan sesuatu yang berwarna adalah sesuatu yg tak pernah sekalipun ia lakukan, bahkan ia menjadikannya sebuah musuh besar!!! Dirinya terlalu takut untuk bilang takut, yg ada di kelebat angannya hanyalah sebuah tinta hitam yang tertoreh pada selembar kertas putih hatinya. Tinta yang tak sedikitpun menyisakan setitik putihpun (Selamat buat kamu yang dah bisa nebak! Buat yang masih bingung, kasian deh….)

Ya, gadis ini adalah satu diantara sedikit manusia yang diberi hak istimewa oleh Tuhan sehingga matanya terbebas dari dosa pandangan. Gadis ini buta.
Dia tak hanya buta mata, namun dia juga buta kasih sayang. Sejak kecil dia sudah buta dan kedua orang tuanya tlah tiada, ia dibesarkan olek neneknya yg merupakan satu-satunya keluarga yang ia miliki, Maha Besar Allah yang telah menyiapkan sebuah rencana besar untuk hambaNya. Setelah dewasa, neneknya meninggal dan kini ia tinggal sendiri di sebuah rumah yang sudah sangat ia hapal tata letaknya. Terkadang tetangga yang baik hati sering datang membantu.( coba bayangin kalo neneknya wafat pas dia masih kecil, wuih kasian banget oh! Untung dah gedhe jadi kan dah bisa ngrawat diri, hehe)

Namanya Cahaya, sebuah nama yang membuat hatinya sangat miris, sampai sekarang ia tak tau apa maksud dia di beri nama itu.

Kesendirian dalam hidupnya yg teramat gelap perlahan terobati ketika datang seorang pemuda yang bernama Bintang yg merupakan tetangga barunya yg jatuh hati padanya saat pertama jumpa.

Perhatian demi perhatian Cahaya rasakan dari ketulusan hati Bintang. Ia sangat bersyukur karena telah dianugerahkan seorang pria yang setidaknya memberinya sedikit harapan bahwa hidupnya tak benar-benar gelap. Cahaya sangat bahagia.

Kebahagiaannya memuncak tatkala Bintang datang melamarnya. Dirinya benar-benar tersanjung!


“ Bintang aku siap memberikan segenap jiwa dan ragaku hanya untukmu.”


“ Aku akan menikahimu dengan satu syarat,”


“ Syarat?” kening Cahaya keriting


“ Aku ingin menikahimu jika kau bisa melihat,”


Muka Cahaya bak di sambar petir! Dia tak pernah menyangka Bintang akan berkata demikian, selama ini ia kira Bintang mencintainya apa adanya.

Cahaya tak berucap. Ia menangis sedu

“ Dengarkan aku dulu sayang, aku tau tempat Rumah Sakit yang kebetulan tersedia donor kornea di sana. Aku mencintai segala kelebihan dan kekuranganmu, aku mencintaimu apa adanya. Dan aku ingin gadis yang sangat aku cintai dapat merasakan warna dunia. Aku mohon…….”



Cahaya menetaskan air matanya lagi, ia menangis atas ketulusan Bintang.

“Baiklah,”

Cahaya akhirnya berseda di operasi, jujur sudah lama ia menginginkan hal ini. Ia benci pada hidupnya selama ini yang selalu gelap! Ia ingin secercah cahaya, sesuai dengan namanya.

Dan tepat hari ini dia bisa melihat segalanya.

Dia bisa melihat rona pelangi, cahaya kehidupan dan segala isi bumi yang selama ini tak pernah sedikitpun terlintas di benaknya. Ia sangat bahagia, dan ia tak ingin sedetikpun mengulang kehidupannya yang gelap dulu.

“Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!! Terima kasih Ya Allah!” teriaknya puas,

“Aku sadar ternyata dunia begitu indah!!! Aku benci kegelapan!!! Selamat datang Cahaya!!!!”

Dibalik kepuasanya ada satu hal yang mengganjal, sudah tiga hari ia tidak pernah melihat Bintang padahal ia sangat ingin melihat rupanya.

Di hari ke-empat setelah ia bisa melihat, seorang pria berkacamata hitam yang berjalan dibantu tongkat penuntun datang menemuinya,

“Siapa kau?” kata Cahaya sinis, entah kenapa ia tidak suka melihat lelaki buta di depannya itu. Ia benci kegelapan! (dih, kwe wong ora nyadar mbiyene kaya kue apa ya…)

“Aku Bintang.”

Cahaya terbelalak mendengar pengakuan orang di hadapannya.

“Tidak mungkin!”

“Aku benar Bintang, Cahaya. Selamat atas kesembuhanmu. Apa kita jadi menikah?”

“Tidak, Bintang yang ku kenal tidak buat, kalau aku tau dari dulu kau buat aku tak kan pernah mau menjalin hubungan denanmu! Pergi!”

Bintang terperangah, hatinya mencelos mendengar penuturan gadis yang selama ini sangan dipujanya. Separuh nyawanya seakan terangkat.

“ Aku akan menikahimu setelah kau bisa melihat,” Lirih Bintang

“Aku tidak ingin berhubungan dengan kegelapan lagi! Sampai kapanpun! Pergi!”( ni orang nyebelin banget sih!!!!!! Ora ngarti bersyukur izt!)

Bintang pergi dengan langkah gontai, dia benar-benar sakit seakan puluhan belati yang sudah terkena korosi(cie ile kimia metu) menujuk bersama di ulu hatinya. Tubuhnya kehilangan kendali, semangat hidupnya telah sirna. Ia selalu bermimpi akan menjaln kehidupan yang indah setelah pernikahannya de Cahaya, sekarang ia sadar Cahaya tidak benar mencintainya meski ia telah rela menyerahkan segenap kiwa dan raganya untuknya seorang.

Beberapa hari kemudian terdengar kabar bahwa Bintang telah bunuh diri.

Bintang mengiris nadinya dengan pisau dan dio genggaman tangannya yang penuh darah ada sebuah surat yang ditujukan untuk Cahaya.

Ada sekelebat perasaan aneh dalam diri Cahaya mengetahiu ini semua. Namun, keyakinanya kuat ia tak ingin kembali dengan kegelapan (Pend! Waktu ku ge ngetik ni cerita ada lagunya D’Massiv- merindukanmu…. Pas bgt yah) ia menangis haru melihat kondisi Bintang yang sangat memprihatinkan. Kemudian ia membaca pesan yang ada dalam surat itu.



Pesannya bilang………….



jaga baik-baik mataku”







nah lho...gimana?





sekarang tanyakan pada diri kamu sendiri, sebarapa besar cintamu kepada seseorang yang katanya paling kamu sayang????